Mengulik Sejarah THR Lebaran: Tradisi yang Berakar dari Masa Lalu

Deki
By Deki
3 Min Read
by istockphoto.com

Niagamedia – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, suasana kebahagiaan terasa semakin kental dengan tradisi pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) yang telah melekat dalam budaya masyarakat Indonesia. Tradisi ini, yang seringkali diwujudkan dalam bentuk uang ada juga berbentuk barang. Tidak hanya sekedar pemberian, melainkan juga simbol dari rasa syukur dan keberhasilan dalam menunaikan ibadah puasa Ramadan.

Sejarah THR di Indonesia, meskipun tidak tercatat secara tertulis, diperkirakan telah ada sejak masa Kerajaan Mataram Islam pada abad ke-16 hingga ke-18. Para raja dan bangsawan kala itu memberikan uang baru sebagai hadiah kepada anak-anak pengikutnya saat Idul Fitri, sebuah gestur yang mencerminkan rasa syukur atas keberhasilan ibadah puasa.

Namun, istilah THR sendiri baru dicetuskan pada masa Kabinet Soekiman Wirjosandjojo, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan aparatur negara. Sejak itu, setiap perusahaan diwajibkan membayar THR bagi karyawannya, sebuah tradisi yang terus bertahan hingga saat ini.

THR Lebaran, yang kini telah diatur oleh peraturan pemerintah, menjadi salah satu momen yang dinanti oleh banyak pekerja di Indonesia. Sebuah tradisi yang tidak hanya mengandung nilai ekonomi, tetapi juga nilai sosial dan spiritual yang mendalam. Saat ini, THR tidak hanya berfungsi sebagai bentuk apresiasi dari perusahaan kepada karyawan, tetapi juga memiliki peran penting dalam tradisi sosial dan ekonomi masyarakat.

Kewajiban Pemberian THR: Menurut regulasi yang berlaku, perusahaan diwajibkan untuk memberikan THR kepada para pekerja dan buruh yang telah memiliki masa kerja minimal satu bulan1. Kementerian Ketenagakerjaan telah menetapkan bahwa pembayaran THR harus dilakukan paling lambat tujuh hari sebelum Lebaran2. Hal ini dimaksudkan agar pekerja dapat mempersiapkan kebutuhan Lebaran dan merayakannya dengan layak.

Dampak Ekonomi THR: Pembayaran THR memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian lokal. Uang THR yang dibelanjakan untuk kebutuhan Lebaran dapat meningkatkan omzet pedagang kecil dan menengah. Selain itu, THR juga membantu meringankan beban keuangan pekerja yang ingin mudik atau merayakan Lebaran bersama keluarga.

Polemik dan Tantangan: Meskipun THR memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan yang kerap muncul. Misalnya, ada perusahaan yang terlambat atau bahkan gagal membayar THR karena alasan keuangan. Di sisi lain, terdapat pekerja yang mengandalkan THR untuk memenuhi kebutuhan yang melebihi kapasitas finansial mereka, sehingga menimbulkan masalah keuangan setelah Lebaran.

Share This Article