Niaga.media. Setelah strategi harga sudah diputuskan, hal yang perlu diperhatikan adalah pertama, cara pengembalian biaya yang telah dikeluarkan atau titik impas. Kedua, prediksi laba yang akan diperoleh. Ketiga, volume barang atau jasa yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas dan laba yang diharapkan.
Titik impas atau BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan dimana total pendapatan yang diterima sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Dalam hal ini, usaha sedang impas tidak untung tapi juga tidak rugi atau dalam bahasa lainnya balik modal. Keadaan ini menjadi pijakan awal bagi usaha mikro untuk melakukan strategi dalam mendapatkan laba dan mengurangi resiko kerugian.
Berdasarkan penjelasan di atas, kerugian sebuah usaha sebetulnya bisa dihindari lebih awal ketika kita mengetahui BEP (Break Even Point). Begitu juga profit usaha bisa diprediksi lebih awal ketika kita membuat BEP (Break Even Point). Biasanya pelaku usaha mikro kurang familier dengan BEP sehingga strategi usaha dan langkah taktisnya kurang efektif.
Hal-hal yang perlu diketahui sebelum melakukan BEP (Break Even Point) adalah biaya tetap, biaya variabel per unit, dan harga per unit. Dari BEP ini kita nanti dapat mengetahui kapan balik modal? berapa volume barang untuk balik modal? dan berapa total pendapatan untuk balik modal?
Biaya tetap adalah biaya yang tetap atau tidak berubah meskipun usaha melakukan peningkatan atau penurunan intensitas pemakaian sumber produksi. Biaya tetap biasanya periodik tidak setiap hari seperti setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun. Biaya variable adalah biaya yang naik turunnya dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan intensitas pemakaian sumber produksi seperti bahan baku. Harga jual adalah kombinasi dari biaya yang dikeluarkan dengan laba yang diharapkan (Penetapan harga dijelaskan di harga dan profitabilitas I dan II).
Rumus BEP (Break Even Point) adalah
Untuk mengetahui berapa unit agar balik modal
Biaya Tetap per Bulan / Harga Jual per unit – Biaya Variabel per unit
Untuk mengetahui berapa pendapatan agar balik modal
Biaya Tetap per Bulan / Harga Jual per unit – Biaya Variabel per unit x Harga Jual/unit
Contoh, diketahui : Biaya tetap per bulan Rp. 1.000.000. Biaya variable per unit Rp. 5.000. Harga jual per unit Rp. 10.000
Maka penyelesaian
Untuk mengetahui berapa unit agar balik modal
BEP Unit = 1.000.000 /10.000 – 5000
BEP Unit = 1.000.000 / 5.000
BEP Unit = 200 unit
Artinya agar usaha mencapai titik impas atau balik modal per bulan maka dibutuhkan penjualan sebanyak 200 unit
Untuk mengetahui berapa unit agar balik modal
BEP Rupiah = 1.000.000 / 10.000 – 5000 x 10.000
BEP Rupiah = 1.000.000 / 5000 x 10.000
BEP Rupiah = 200 x 10.000
BEP Rupiah = Rp. 2.000.000
Artinya agar usaha mencapai titik impas atau balik modal per bulan maka dibutuhkan total pendapatan sebesar Rp. 2.000.000
Berdasarkan hasil BEP (Break Even Point) maka kita bisa merencanakan dua hal yaitu pertama agar usaha tidak rugi dan kedua merencanakan laba yang diharapkan. Memproteksi se-dini munkin agar usaha tidak rugi adalah gambaran awal untuk merancang strategi integerasi dengan pemasaran, keuangan, SDM dan operasional.
Dalam merencanakan laba yang diharapakan setelah hasil BEP (Break Even Point) tinggal melakukan strategi dan langkah taktis terhadap laba yang dibutuhkan. Bagian pemasaran bisa langsung melakukan penjualan terhadap barang atau jasa dengan volume dan harga tertentu sesuai dengan target laba yang diharapkan.
BEP (Break Even Point) ini sebetulnya hanya untuk satu jenis produk. Jadi kalau produknya lain dengan asumsi biaya dan harga berbeda maka perlu satu per satu melakukan BEP (Break Even Point).
Dari penjelasan BEP (Break Even Point) di atas, maka tujuan melakukan pengitungan dan analisis BEP adalah ; 1) Dapat merencanakan estimasi waktu balik modal, 2) memudahkan pelaku usaha dalam menganalisis keuntungan dan mengurangi resiko kerugian usaha, 3) Membantu pelaku usaha dalam menentukan langkah efisiensi dan memudahkan dalam menentukan langkah agar perusahaan menjadi lebih berkembang dan maju.