Mental Feodal Harus Diberangus: Kepribadian Abad Pertengahan dalam Dunia Modern

rasyiqi
By rasyiqi
4 Min Read

niaga.media – Zaman yang semakin maju ini, kita masih harus berurusan dengan satu hal yang tampaknya tidak pernah beranjak pergi: mental feodal.

Apakah Anda merasa jengkel dengan sifat-sifat seperti tak berani mengambil risiko, ketidakdinamisan, kurangnya kreativitas, kurang inovasi, obsesi terhadap konformitas, dan kecenderungan untuk mempertahankan status quo?

Jika ya, maka Anda mungkin telah berhadapan dengan individu yang masih terperangkap dalam mentalitas abad pertengahan.

Saatnya kita berbicara tentang mental feodal dan bagaimana kita harus memberantasnya untuk menciptakan masyarakat yang lebih dinamis dan inovatif. Mari kita mulai dengan mengidentifikasi ciri-ciri mental feodal yang perlu diberangus.

Tak Berani Mengambil Risiko

Orang dengan mental feodal cenderung berpegang teguh pada apa yang sudah dikenal dan nyaman baginya. Mereka takut untuk melangkah keluar dari zona nyaman mereka dan mengambil risiko. Bagi mereka, lebih baik aman di dalam tembok kastil mereka daripada mencoba hal baru.

Ketidakdinamisan

Mental feodal juga cenderung kaku dan tidak fleksibel. Mereka kurang mampu beradaptasi dengan perubahan dan mengikuti perkembangan zaman. Bagi mereka, segala sesuatu harus tetap sama seperti dalam dongeng zaman dahulu.

Kurangnya Kreativitas dan Inovasi

Orang dengan mental feodal seringkali kurang inovatif dan kreatif. Mereka lebih suka mengikuti jejak yang sudah ada daripada menciptakan sesuatu yang baru. Gagasan inovatif terlihat sebagai ancaman bagi mereka, bukan sebagai peluang.

Obsesi terhadap Konformitas

Mental feodal sangat memprioritaskan keseragaman dan konformitas. Mereka lebih suka semua orang melakukan hal yang sama, bahkan jika itu tidak efisien atau efektif. Segala bentuk perbedaan dianggap sebagai sesuatu yang patut dicurigai.

Memelihara Status Quo

Mental feodal merasa nyaman dengan status quo dan menolak untuk menggoyahkan fondasi apa pun. Mereka cenderung membela kepentingan mereka sendiri daripada mencari solusi yang lebih baik bagi masyarakat secara keseluruhan.

Merasa Paling Bijak

Orang dengan mental feodal sering merasa sombong karena posisi atau kekayaan yang mereka miliki. Mereka menganggap diri mereka sebagai kelas yang lebih tinggi dan lebih berhak daripada orang lain. Mereka bahkan bisa menjadi pemuja berlebihan atas diri mereka sendiri.

Sikap Menjilat ke Atas:

Mental feodal seringkali mencoba untuk mendapatkan dukungan dari mereka yang lebih berkuasa daripada mereka. Mereka akan menjilat ke atas, bahkan jika itu berarti mengorbankan prinsip-prinsip mereka sendiri.

Jadi, apa yang dapat kita lakukan untuk memberantas mental feodal ini?

Pertama, kita harus mendidik orang-orang tentang bahaya dan ketidakberdayaan mentalitas ini dalam dunia modern yang terus berubah. Kita juga perlu mempromosikan sikap yang lebih terbuka terhadap risiko, kreativitas, inovasi, dan perubahan.

Selanjutnya, kita harus memperingatkan masyarakat tentang bahaya dari menjilat ke atas dan mengingatkan mereka bahwa semua individu harus dihargai tanpa memandang status atau kekayaan mereka.

Kami perlu memupuk keinginan untuk beradaptasi dengan perubahan dan memahami bahwa terkadang, status quo harus digoyahkan untuk kemajuan yang lebih besar.

Dalam dunia yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat, kita tidak dapat lagi membiarkan mentalitas feodal membatasi potensi kita. Saatnya untuk memberantas mental feodal dan merangkul sikap yang lebih modern, terbuka, dinamis, dan inovatif. Jika tidak, kita mungkin terjebak dalam abad pertengahan selamanya.

Share This Article
Leave a comment