Kritik Konstruktif: Apakah Itu Cukup untuk UMKM?

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read

niaga.media – UMKM. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pahlawan ekonomi kita yang tak pernah lelah berjuang di garis depan perekonomian. Mereka adalah pejuang sejati, berdiri tegak meski badai pandemi menerjang.

Namun, apakah kita sudah memberikan dukungan yang cukup untuk para pahlawan ini? Ataukah kita hanya menjadi penonton yang memberikan tepuk tangan sambil menikmati kopi robusta?

Kritik konstruktif adalah seni tersendiri. Ia seperti secangkir kopi yang pahit namun memberikan energi. Namun, apakah cukup hanya dengan memberikan kritik konstruktif? Bukankah kita perlu lebih dari itu? Bukankah kita perlu aksi nyata?

Pada era digital ini, UMKM dituntut untuk bertransformasi. Mereka dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan zaman.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi oleh UMKM bukanlah infrastruktur atau literasi digital, melainkan mindset atau pola pikir. Ironis bukan? Di era yang serba digital ini, tantangan terbesar kita adalah sesuatu yang sangat manusiawi: pola pikir.

Keberlanjutan dan inklusi adalah dua kata yang tampaknya menjadi mantra di era modern ini. Namun, apakah kita benar-benar memahami apa arti dari dua kata ini? Keberlanjutan bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa bertahan dalam jangka panjang.

Sementara inklusi bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa bekerja sama meski berbeda.

UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian kita. Mereka berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan penyerapan tenaga kerja.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa UMKM dapat bertahan dan berkembang dalam jangka panjang. Ini bukan hanya tentang keberlanjutan, tetapi juga tentang inklusi.

Jadi, apakah cukup hanya dengan memberikan kritik konstruktif? Jawabannya adalah tidak. Kita perlu lebih dari itu. Kita perlu aksi nyata. Kita perlu memastikan bahwa UMKM dapat beradaptasi dengan perubahan zaman.

Kita perlu memastikan bahwa mereka dapat bertahan dalam jangka panjang. Dan yang paling penting, kita perlu memastikan bahwa mereka merasa dihargai dan diakui.

Jadi, mari kita berhenti sejenak dari rutinitas kita yang sibuk. Mari kita berhenti sejenak untuk menghargai para pahlawan ekonomi kita.

Mari kita berikan mereka dukungan yang mereka butuhkan. Karena tanpa mereka, kita tidak akan bisa menikmati kopi robusta kita.

Share This Article