Lima Cakra yang Mampu Menguasai Dunia

Herman Alvin
7 Min Read
Close-Up Shot of Chakra on a Brown Surface
Photo by Cup of Couple on Pexels

Guru, pemimpin, pengusaha, atlet, seniman, dan artis, serta legenda-legenda dunia, tidak sedang menguasai dan mengendalikan dunia. Sebaliknya, setiap detik, dunia lah yang melahirkan mereka. Jadi, apa yang sebenarnya dilakukan?

Bukan hanya sekedar mencoba-coba, melainkan benar-benar memusatkan perhatian pada penguasaan lima bidang kehidupan yang disebut sebagai “cakra”, yang sangat memengaruhi diri kita. Bidang-bidang tersebut antara lain:

Pengendalian Emosi atau Perasaan

Jangan mudah terbawa emosi, mengeluh, atau bahkan mencari alasan ketika menghadapi keterbatasan atau kesulitan dalam hidup. Jangan biarkan diri dan perasaan kita dikendalikan oleh berbagai peristiwa di luar kendali kita.

Seperti yang diungkapkan oleh Robin Sharma dalam bukunya The 5AM Club, “Banyak dari kita tahu apa yang seharusnya kita lakukan secara mental, tetapi hal luar biasa tidak terjadi karena kehidupan emosional kita masih berantakan.

Kita masih terjebak di masa lalu. Kita belum memaafkan hal yang tidak termaafkan. Kita masih menahan emosi tak sehat dari semua hal yang pernah melukai kita.” Melalui pembelajaran memaafkan, kita dapat memperoleh kemenangan dalam segala aspek kehidupan, karena hati yang masih dipenuhi kemarahan, kesedihan, kekecewaan, kebencian, dan ketakutan akan menghalangi kita.

Seperti yang diungkapkan oleh Stephen. R. Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People, “Kita tidak dapat mengendalikan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita (yang disebut stimulus).

Namun, ada satu hal yang dapat kita kendalikan, yaitu cara kita menanggapi apa yang terjadi pada kita (yang disebut respon).” Jadi, mengapa kita harus membuang waktu dan energi dengan mengeluh tentang hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan? Fokuslah pada hal-hal yang dapat kita kendalikan: “respon” kita.

Menjaga Kesehatan untuk Penguasaan Fisik

“Kesehatan adalah mahkota bagi orang yang sehat,” demikian kata bijak. Menjaga kesehatan berarti menguasai fisik kita, karena fisik yang sakit bukanlah hanya keterbatasan fisik, tetapi juga merupakan hambatan dalam mencapai potensi kita.

Apakah memiliki segala yang kita impikan, namun tidak memiliki kesehatan untuk menikmatinya, benar-benar berharga? Statistik menunjukkan bahwa satu dari dua orang di dunia meninggal karena penyakit jantung, penyakit yang seringkali tidak terlihat.

Dan satu dari tiga orang di dunia meninggal karena kanker. Gaya hidup kita hari ini akan menentukan apakah kita akan hidup sehat atau sakit. Kita sering melihat orang menggunakan alat berat seperti cangkul atau sekop untuk menggali kuburan, namun apakah kita menyadari bahwa kita sebenarnya “menggali kuburan kita sendiri dengan gigi kita”?

Hal ini sungguh nyata, namun sering kali tidak disadari ketika kita mengonsumsi makanan yang tidak higienis, tinggi lemak, terpapar residu herbisida dan pestisida, alkohol, serta obat-obatan terlarang.

Bentuklah pola hidup sehat agar kita dapat dengan lebih mudah mengendalikan hidup kita, dengan menggunakan tubuh yang sehat untuk meraih berbagai tujuan dan menikmati hasil yang kita dapatkan. Bersyukurlah agar kita dapat memahami makna sehat dan keberlimpahan.

Berbagi untuk Penguasaan Hubungan

Bangunlah hubungan yang harmonis dan tulus dengan keluarga, teman, rekan bisnis, dan masyarakat. Setelah kita menguasai perasaan dan fisik, tidak ada yang lebih penting daripada belajar menguasai hubungan. Orang-orang yang berprestasi tidak ingin tumbuh dan berhasil sendirian.

Jika kesuksesan diukur dari kemakmuran, tunjukkanlah diri kita dengan penuh arti dalam setiap interaksi. Jalan menuju kesuksesan dalam setiap usaha akan menjadi lebih mudah dan berkelanjutan jika orang-orang mengakui keberadaan kita dan mengingat kita. Hati orang lain akan tersentuh karena setiap interaksi yang kita lakukan membuat mereka sedikit lebih baik.

Seperti yang disampaikan dalam How to Win Friends and Influence People in the Digital Age 2023, “Senyum tulus akan mengurangi tekanan dan memperkuat hubungan”. Kekuatan hubungan dapat membuka sumber kekuatan cakra kita untuk tumbuh serta memberikan sumbangan kepada orang lain.

Belajar Keuangan untuk Penguasaan Keuangan

Banyak orang meninggal atau mengalami kebangkrutan pada usia 65 tahun. Di usia produktif, mereka menukar kesehatan dengan uang, namun di usia tua atau pensiun, mereka menukar uang dengan kesehatan.

Banyak dari kita terus-menerus menghadapi masalah keuangan, dengan harapan bahwa memiliki lebih banyak uang akan menyelesaikan semua masalah tersebut. Namun, ini hanyalah sebuah ilusi. Seperti yang dijelaskan oleh Tony Robbins dalam bukunya Awaken the Giant Within, semakin banyak uang yang kita miliki, semakin besar pula masalah yang mungkin kita hadapi.

Kunci sebenarnya adalah mengubah keyakinan kita terhadap kekayaan, sehingga kita menganggapnya sebagai alat untuk memberi sumbangan, bukan sebagai tujuan hidup atau sumber kebahagiaan. Belajarlah untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang menyebabkan kita kekurangan uang, sehingga kita dapat mencapai kondisi keuangan yang berkelimpahan. Seperti yang diungkap

kan oleh Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad Poor Dad, “Yang diperlukan untuk memecahkan masalah keuangan bukanlah seberapa banyak uang yang kita miliki, melainkan pembelajaran keuangan. Yang penting bukanlah seberapa banyak uang yang kita hasilkan, melainkan seberapa banyak yang dapat kita simpan dan kelola. Uang adalah bentuk kekuatan, namun pendidikan keuangan adalah kekuatan yang lebih besar.”

Fokus untuk Penguasaan Waktu

“Repetition is the mother of skill.” Aturlah waktu fokus Anda, bukan fokus untuk mengatur waktu Anda, karena setiap karya besar membutuhkan waktu. Seberapa baik kita benar-benar mengelola waktu kita? Bersabar dalam menghadapi penundaan adalah salah satu pelajaran dalam menguasai waktu.

Terkadang, kita mungkin menilai terlalu tinggi apa yang bisa kita capai dalam satu tahun (orientasi jangka pendek), dan meremehkan apa yang bisa kita capai dalam sepuluh tahun (orientasi jangka panjang). Jangan hanya fokus pada kenikmatan sesaat yang pada akhirnya hanya menghasilkan kesengsaraan panjang.

Bersabarlah dalam menghadapi kesulitan sementara, karena pada akhirnya, semua akan baik-baik saja. Seperti yang diungkapkan oleh John Lennon, “Rasa sakit karena pertumbuhan jauh lebih murah daripada kerusakan yang diakibatkan oleh penyesalan.”

Dan seperti yang disarankan oleh “Nasehat Si Tunawisma”, “Pada awalnya, semua perubahan terasa sulit, berantakan di tengah-tengah, tetapi sangat indah pada akhirnya.” Pelajari lima cakra kehidupan secara berulang-ulang, karena pengulangan adalah kunci untuk menguasai keterampilan dan menghasilkan keahlian terbaik.

Sabtu, 10 Februari 2024.

Share This Article
Leave a comment