Mindset Tumbuh : Mengubah Kegagalan Dan Memaknai Usaha

Moh. Luthfi
7 Min Read

Ada banyak cerita orang yang genius di pendidikan formal tetapi tidak cerdas menghadapi kehidupan nyata. Bahkan ada yang biasa-biasa saja di pendidikan formal dan menjadi sukses di kehidupan nyata.
Sampai disini anda munkin punyak beberapa pertanyaan. Coba kita lihat, barangkali cerita di bawah ini dapat menjawab sebagian dari penyataan tersebut.
“ Amat pelajar yang cerdas, dia seorang introved dan terus berusaha agar menjadi nomor satu. Suatu hari dia mendapatkan guru penjaskes dan memberikan nilai kecil. Karena nilainya kecil di materi penjaskes dia turun menjadi ranking 3. Mengetahui hal tersebut, Amat depresi dan merasa gagal yang akhirnya menjadi gagal (identitas gagal)”
“…. Bandingkan dengan Ahmad, pelajar yang biasa-biasa saja. Pada saat yang bersamaan nilai penjaskes lebih kecil dari amat. Ahmad kecewa sebentar tetapi dia sadar ada banyak kesalahan yang harus diperbaiki”.
Perbedaan dari contoh di atas sebetulnya tentang mindset. Amat memiliki fixed mindset dan Ahmad punyak growth mindset.
Amat tetap ingin memastikan keberhasilannya. Bagi mindset amat, orang orang cerdas seharusnya berhasil. Amat hanya tertarik ketika ada feedback yang merefleksikan kemampuannya. Sehingga merasa terancam karena hidup amat diukur dengan kegagalan tertentu.
Sedangkan Ahmad memandang kegagalan memang menyakitkan. Tetapi dia sadar, bahwa kegagalan tidak menentukan nasibnya. Dia evaluasi dan terus ingin memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Karena hanya itu yang akan mengubahnya menjadi prestasi.
Bila dilihat dari kacamata mindset tetap, usaha kerja keras hanya milik orang yang memiliki banyak kekurangan. Sehingga Amat langsung depresi ketika melihat nilainya anjlok dan tidak terima. Sedangkam Ahmad memiliki daya ubah sebuah usaha. Yakin mampu merubah kegagalannya menjadi pengalaman untuk memperbaiki masa depan.


Mengubah kegagalan menjadi kesuksesan


Kegagalan adalah proses alamiah dalam melaksanakan sesuatu. Proses ini memiliki reaksi yang berbeda dari setiap orang. Pertama, Ada yang menganggap kegagalan adalah sebuah nasib dan itulah batas kemampuannya. Kedua, Ada orang melihat kegagalan bukan nasib tetapi sebuah proses yang bisa diperbaiki.
Yang pertama adalah tipe orang bermindset tetap dan yang kedua adalah tipe orang bermindset tumbuh.
Bagi orang yang bermindset tetap, kegagalan merupakan dampak dari ketidak mampuannya. Kegagalan adalah nasib yang harus diterima. Inilah kenapa meskipun memiliki intelegensi tinggi, orang yang bermindset tetap sering gagal bahkan menjadi orang yang depresi.
Mereka cerdas dan berbakat, tetapi mindset ini telah merampok potensi mereka.
Hal yang paling buruk dari fixed mindset ketika gagal adalah sering menganggap dirinya tidak mampu. Pengetahuan dianggap stagnan sehingga kemampuan tetap tidak bisa ditingkatkan.
Orang bermindset tetap menunukkan lebih banyak depresi ketika mengalami kesulitan. Munkin mereka memiliki kecerdasan dan bakat, tetapi mindset itu telah membunuh potensi dan sumber daya manusia yang dimiliki.
Karena orang yang bermindset tetap hanya mempertahankan harga dirinya, tidak jarang mareka mencari orang orang yang lebih buruk untuk dijadikan perbandingan dirinya. Ini adalah cara terbaik dengan dirinya sendiri.
Cara lain bagi mereka ketika gagal adalah mencari alasan dan bahkan mengkambing hitamkan pihak lain dari pada berusaha belajar dari kegagalan dan memperbaikinya. Anehnya mereka merasa tidak melakukan kesalahan. Karena kesalahan hanya milik orang bodoh yang tidak mampu.
Kehilangan harga diri akibat kegagalan dapat menjadi trauma yang permanen. Tetapi ketika sukses pola pikirnya menjadi kesuksesan saya adalah kegagalan anda.
Berbeda dengan mindest tumbuh ketika menghadapi kegagalan. Bagi mereka kegagalan adalah proses untuk evaluasi dan memperbaiki sesuatu dan berjuang untuk mencapainya.
Bagi mareka sebelum mencapai kegagalan selalu mecari tantangan dan bersungguh-sungguh memperbaikinya. Sehingga ketika gagal bukan akhir segalanya dan tidak menentukan nasib. Tetapi sebaliknya cara berfikirnya jika kemampuan dapat dikembangkan masih ada banyak jalan menuju kesuksesan.
Kegagalam bukan karena ketidak mampuan yang permanen tetapi karena belum memaksimalkan kemampuannya. Kemampuan bukan stagnan tetapi dapat ditingkakan dengan proses belajar dan butuh waktu.
Orang bermindset tumbuh ketika mengalami kegagalan munkin mengalami depresi tetapi semakin mengalami depresi, semakin banyak bertindak untuk menghadapi persoalan mereka dan semakin yakin untuk menyelesaikan permasalahan. Artinya dengan evaluasi dan perbaikan diri semakin tahu kemana akan melangkah.
Mindset tumbuh memiliki keyakinan bahwa terhadap kemampuan-kemampuan lain untuk mengganti intelegensi dengan bakat seniman, kemampuan wirausaha, atau keterampilan desainer.
Orang bermindset tumbuh sangat memperhatikan situasi yang menambah pengetahuan dan keterampilan. Kemudian memandang kegagalan sebagai proses pembelajaran. Inilah yang membedakan orang pembelajar (growth mindset) dan non pembelajar (fixed mindset).


Memaknai usaha untuk perubahan besar


Bagi pemilik mindset tetap, usaha hanya dibutuhkan untuk orang-orang yang memiliki banyak kekurangan. Menurut mereka para genius dunia tidak membutuhkan usaha. Mereka mengaggap yang dibutuhkan hanyalah membayangkan kemampuan saja.
Inilah alasan kenapa pemilik mindset tetap ketika menghadapi masalah atau sebuah kegagalan tidak dapat bangkit. Mareka berkelakar … “aku bisa menjadi ….. Dan ketika gagal memilih alasan … Ini batas kemampuan kami… dan ini bukan bakat kami…”
Selanjutnya orang yang mempunyai mindset tetap, menjadi takut berusaha. Di samping itu, jika akan melakukan peluang yang menantang, maka ada rasa takut tidak sempurna. Akhirnya kembali ke awal, harga diri mereka lebih penting ketimbang bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang dia inginkan.
Hal ini berbeda bagi pemilik mindset tumbuh. Karena usaha andalah yang membangkitkan kemampuan dan mengubahnya menjadi prestasi. Daya ubah sebuah usaha akan menampilkan hasil yang konkrit.
Mereka lebih menyukai kesuksesan dengan usaha yang continue karena itulah cara terbaik mengubah pengetahuan menjadi tindakan kesuksesan. Kaya ide dan juga kaya keberanian.
Sedangkan mindset tetap lebih menyukai kesuksesan tanpa usaha keras karena itulah cara terbaik pembuktian bakat mereka. Kaya ide miskin keberanian.
Kita tentu pernah mendengar cerita tentang kancil yang cerdik yang pemalas adu cepat dengan kura kura yang kuat tapi lamban. Akhirnya dimenangkan oleh kura kura yang lamban tetapi tetap berusaha. Melalui usaha dan keinginan yang tinggi dan melawan cemoohan, kura kura berhasil mengubah diri menjadi pemenang.
Yang menjadi cara berfikir mindset tumbuh adalah “ kami harus bekerja keras untuk menggapai sesuatu yang paling dicintai. Artinya jika mencintai sepak bola, kami harus memperjuangkan sampai sukses.”
Usaha adalah sesuatu yang membuat anda cerdas dan berbakat.

Share This Article