Harga dan Profitabilitas II

Moh. Luthfi
5 Min Read

Tansformasi digital telah mendisrupsi harga barang dan jasa sehingga perlu strategi yang relevan tapi profitable. Strategi harga harus berubah dari transaksional ke pendapatan berulang dan dari biaya tinggi ke biaya rendah bahkan melakukan melawan arus.

Strategi nilai pendapatan

Era 4.0 untuk melakukan profit telah mengalami pergeseran dari pendapatan transaksional menjadi pendapatan berulang. Hal yang lumrah dilakukan adalah dengan strategi langganan.

Dengan berlangganan berarti kita sudah mendapatkan pendapatan berlipatganda di depan. Strategi berlangganan bukan cuma di off line tetapi juga sekarang berlangganan banyak terjadi di dunia on line yang sering menciptkan pendapatan berulang dari penjualan satu kali melalui langganan jasa.

Sehingga keuntungannya termasuk penumpukan pertumbuhan pendapatan yakni pendapatan baru menumpuk di atas pendapatan yang telah ada. 

Strategi nilai pendapatan berlangganan banyak menggunakan metode layanan gratis dan langganan premium di dunia digital seperti spotify dan youtube.

Konsumen dibuatkan area yang mudah dan gratis dan memacing agar lebih mudah dan cepat menggunakan layanan premium. Sehingga biaya yang gratis diambil dari pendapatan premium sebagai batu loncatan untuk mengunci konsumen.

Langkah yang juga digunakan dalam strategi nilai pendapatan adalah dengan menggunakan umpan untuk pembelian berulang. Contoh onderdil sepeda motor, dimana tidak munkin semua orang membeli sepeda motor setiap hari karena bukan sembako tetapi setiap orang yang memiliki sepeda motor memiliki frekuensi kerusakannya lebih cepat dari membeli yang baru.

Selain itu, dulu kodak membuat umpan berupa rol film untuk medapatkan pendapatan berulang dari pembelian roll film dan cuci cetak foto. Karena untuk membeli kamera juga tidak munkin cepat sehingga perlu ada kail untuk mendapatkan pendapatan berulang berupa roll film kodak.

Strategi nilai biaya

Dengan biaya yang rendah maka secara otomatis kita dapat membuat selisih pendapatan yang tinggi. Efisiensi merupakan prinsip utama manajemen keuangan yang berdampak pada profitabilitas.

Era 4.0 banyak hal yang bisa dilakukan untuk menekan struktur biaya ke titik terendah tanpa menggangu kualitas dan produktivitas. Di dalam manajemen produksi, sumber daya dan aktivitas usaha banyak membutuhkan biaya. Maka dalam strategi nilai biaya, manajemen akan menekan se-efisien munkin sumber daya dan aktivitas usaha. 

Cara menekan biaya sumber daya adalah dengan melakukan kemitraan. Saat ini kolaborasi ekonomi dan economic share menjadi strategi untuk menekan biaya sumber daya.

Marketplace melakukan kemitraan dengan UMKM untuk menghilangkan biaya produksi sehingga tidak butuh asset owner tetapi tinggal mobilisasi dan orkestrasi sumber daya.

Aktivitas usaha dapat ditekan dengan menggunakan teknologi baik teknologi digital atau artificat intellegency (AI).

Dalam historical industry, teknologi menjadi pemicu efisiensi dan produktivitas secara bersamaan sejak industri 1.0 sampai industri 4.0. untuk memaksimalkan strategi nilai biaya, maka yang perlu diperhatikan adalah mengidentifikasi aktivitas usaha yang boros biaya dan menggantinya dengan teknologi modern.

Seperti mencatat keuangan usaha kalau manual maka membutuhkan waktu yang lama tetapi ketika diganti dengan aplikasi pembukuan digital maka langsung mengurangi biaya aktivitas operasional keuangan.

Disrupsi laba menggunakan pendekatan shifting dari biaya tinggi menjadi biaya rendah adalah mengurangi struktur biaya usaha dengan cara mengidentifikasi biaya sumber daya dan biaya aktivitas usaha.

Jadi, kalaa ingin biaya rendah maka kedua biaya tersebut (biaya sumber daya dan aktivitas usaha) harus bisa ditekan. Biaya sumber daya bisa ditekan dengan melakukan ekonomi kolaborasi dan ekonomi berbagi sedangkan biaya aktivitas usaha dapat ditekan dengan menggunakan digitalisasi. 

Strategi nilai margin

Strategi nilai margin ini adalah perpaduan antara strategi nilai pendapatan dengan strategi nilai biaya dan puncak dari melakukan penetapan harga dan profitabilitas. Di strategi margin kita mengharapkan selisih yang besar dari pendapatan usaha.

Membuat marjin yang tinggi dengan cara mengurangi struktur biaya dan meningkatkan nilai yang rela dibeli mahal oleh konsumen pada saat  yang sama.

Pertanyaan pemicunya adalah “elemen mahal mana dalam model bisnis dan proposisi nilai yang dapat dihilangkan dan digantikan dengan elemen yang sangat berharga namun terjangkau”.

Di tahap ini branding, people, value of money dan riset menjadi kegiatan utama dalam transformasi digital ekonomi untuk menetapkan harga dan produktivitas. 

Share This Article
Leave a comment