Membangun Fondasi Usaha Mikro

Moh. Luthfi
4 Min Read

niaga.media – Ada dua jawaban yang sering dibicarakan oleh pelaku usaha mikro ketika ditanya apa kendala utama usaha mikro ? yaitu ; pertama kurang modal dan kedua masalah akses pasar. Dua jawaban tersebut tidak salah tetapi itu bukan masalah basic usaha mikro.

Sebab untuk mengatasi masalah kurang dana sudah banyak yang dilakukan pemerintah baik memberikan kredit rendah bunga melalui lembaga keuangan bank dan non bank maupun bantuan dana UMKM. Tetapi nyatanya masalah manajemen keuangan masih tersendat sendat.

Demikian juga untuk akses pasar, marketplace diminta untuk membantu kemudahan dan perluasan jangkauan produk UMKM disamping memperbanyak kegiatan pameran produk UMKM. Tetapi produk usaha mikro kita tidak bisa bersaing di pasar nasional dan pasar exsport karena basic usaha mikro belum ditata dengan baik.

Apa fondasi usaha yang perlu dilakukan dengan baik oleh pelaku usaha mikro?

Pertama, branding. Ada banyak kesalahan dalam memaknai branding yang hanya dianggap sebagai nama. Branding bukan sekedar nama tetapi ruh yang membuat produk menjadi hidup dan bermakna. Seringkali usaha mikro hanya fokus pada product centries, padahal produk itu fungsional sedangkan branding adalah emosional dan spirit yang membuat konsumen mengambil keputusan pembelian, pembelian ulang dan rekomendasi pembelian.

Branding disini diperkuat oleh positioning, yakni strategi bagaimana menempatkan produk di benak konsumen sehingga menjadi brand identity. Untuk melakukan positioning dibutuhkan differensiasi, yaitu langkah taktis yang membuat produk kita berbeda, unik dan benar-benar bermanfaat sehingga menjadi brand image. Sederhananya, ketika postioning dan differensiation diperkuat secara bersamaan maka otomatis kita telah membangun brand integrity.        

Kedua, people. Begitu penting people sampai Hanry Ford pendiri Ford Motor Company pernah menyampaikan sebuah kata kata “ anda boleh mengambil pabrik saya, tapi beri orang-orang kami dan kami akan memulihkan bisnis kami kembali ”. ini bukti nyata bahwa sumber daya manusia adalah asset paling berhaga.

Produk di masa depan terletak pada penciptaan produk, service, cultur yang merangkul dan mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Di titik ini diperlukan people yang tidak hanya kreatif dan smart tetapi juga berakhlakul karimah dan bertalenta. Membicarakan people berarti membicarakan manusia dengan attitude (sikap), knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan talent (bakat).

Wirausaha bukan hanya sekedar keterampilan teknis tetapi juga ada attitude yang membantu relationship dan trust. Ada pengetahuan dan keterampilan yang sangat membantu membangun mindset, wawasan bisnis, kreativitas, dan inovasi.  Kemudian ada talent yang membantu menemukan orang yang sesuai dengan bakat dan kekuatan yang dimilikinya, Kata kunci dalam people  untuk mengatur dia atas adalah manajemen dan kepemimpinan.

Ketiga, struktur biaya. Hal yang kurang diperhatikan oleh pelaku usaha mikro adalah struktur biaya. Kebanyakan pelaku usaha mikro langsung berfikir modal tanpa harus mengidentifikasi kebutuhan biaya secara detail dan cara mengembalikan biaya yang dikeluarkan.

Struktur biaya juga membahas tentang mendapatkan biaya rendah tanpa menggangu kualitas dan produktivitas. Dengan struktur biaya, kita dapat mengidentifikasi biaya apa saja yang perlu dikurangi bahkan kalau bisa dihilangkan. Setelah itu, baru membicarakan modal, harga dan profit.    

Keempat, kontrol kualitas. Ini adalah penyakit utama di operasional produksi. Memaknai kualitas adalah mengenai nilai lebih yang dirasakan konsumen dari produk tersebut. Control kualitas bukan mengenai rasa dan kegunaan, tetapi mengenai nilai manfaat fungsional dan emosional yang lebih dari setiap alur operasional.

Peran yang dilakukan pelaku usaha mikro adalah menjamin control kualitas disepanjang perjalanan alur operasional produksi dari input, proses dan out put bahkan sampai ke tangan konsumen. Misalnya nilai lebih dari supply change bahan baku. Ketika mendapatkan bahan baku yang bagus, mudah dan murah berarti sudah membuat nilai lebih yang berdampak keberlanjutan produk berkualitas di input.  

TAGGED:
Share This Article
Leave a comment