Menghindari Survival Trap: Panduan Praktis untuk Anak Muda Wirausaha dalam Era Digital

Moh. Luthfi
7 Min Read
man standing behind flat screen computer monitor

Enterpreunership dan digitalisasi merupakan bahasa yang sangat trending di kalangan anak muda. Bahkan anak muda banyak mencoba masuk di wirausaha berbasis teknologi digital.

Pembiayaan modal juga lebih cepat dengan fasilitas digital. Di Indonesia, data anak muda yang terjun di dunia usaha mencapai 19,48% tahun 2022.

Di lain pihak sedikitnya 2,6 juta orang kesulitan mengembalikan dana pinjaman online dan lebih dari separuh adalah anak muda.

Coba kita lihat disekitar kita, hampir kebanyakan anak muda melakukan usaha dengan modal pinjaman ke pihak luar.

Dan saat yang bersamaan mereka terperangkap dalam survival trap, yaitu mereka kesulitan membayan dana pinjaman dan bahkan menambah pinjaman lagi untuk keberlanjutan usahanya agar dapat melunasi utang, membayar operasional dan membeli gaya hidup lagi.

Berdasarkan data di atas, maka memulai bisnis dengan sebagian besar modal pinjaman tidak bagus untuk kesehatan usaha. Kalian harus paham dampak terbesar ketika sebagian besar modal kita berasal dari utang ke pihak luar:

Sebetulnya yang mengedalikan usaha bukan kita tetapi mereka yang memberi pinjaman. Karena kita lepas kendali maka mereka akan tetap meminta uangnya cepat kembali tidak peduli usahamu tersendat atau pailit.

Kita tidak bisa merancang usaha strategis dalam jangka panjang mengingat pinjaman dari lembaga keuangan memiliki limit waktu terbatas.

Akhirnya kita lupa memaksimalkan kualitas dan memenuhi ekspektasi konsumen karena kita telah disibukan dengan pembayaran tagihan tiap bulan.

Yang bisa dilakukan hanya melakukan penjualan sebanyak munkin untuk membayar tagihan dan biaya produksi yang pada akhir tahun rekening kita tidak memiliki sisa keuntungan.

Menggunakan uang dari pihak luar adalah candu. Buktinya ketika kita kehabisan uang kita akan meminjam lagi sampai kita tidak sadar kalau setiap mereka memberikan pinjaman berarti mereka telah mengambil lebih banyak keuntungan dari usaha anda ketimbang anda sendiri.

Sebagian besar usaha muda hanya bisa menutupi tagihan bulanan dan menumpuk hutang lebih banyak

Siklus berulang yang tidak sampai menuju sukses. Pada awalnya kita membayar tagihan dengan keuntungan yang kita miliki.

Ketika tidak cukup kita berusaha mendapatkan uang lebih dari maksimalisasi penjualan bukan kualitas produk yang dijual atau kepercayaan dan kepuasan konsumen.

Jika tidak ada uang tambahan maka kita akan hutang lagi dan kita malah memiliki sumber pengeluaran baru yang siklusnya terulang lagi dari awal.

Tanpa profitabilitas yang kuat, sebesar apapun usaha anda, sesukses apapun organisasi anda, ini hanyalah “kerapuhan”. Anda selamanya akan terjebak dalam gali lobang tutup lobang atau istilah kerennya “survival trap”.

Bagaimana agar profitabilitas kita bagus dan mampu memberi ruang kebebasan bagi kita maka kita perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut

Mulailah dari usaha kecil

Bagi anak muda yang ingin melakukan wirausaha, mulailah melalui usaha kecil yang penting terus bekembang dan terukur.

Lebih baik mendapatkan asset yang kecil tetapi terus berkembang dan terukur dari pada asset besar tetapi tidak terukur.

Ketika memulai dari yang kecil maka kita bisa menggunakan modal tabungan keluarga atau patungan sehingga terhindari dari utang ke Bank.

Kita bisa melakukan sendiri dulu yang nantinya kita akan memahami karakter pekerjaan dan akan tahu seperti apa pekerjaan yang dilakukan dengan baik.

Dengan demikian, kita sebetulnya menyiapkan fondasi yang kokoh agar tidak rapuh ketika tumbuh menjadi besar.

Ukuran kecil bukan berarti lemah atau tidak bagus tetapi, kalau kita memulai dari yang kecil kita lebih lincah dan cepat mengambil tindakan perbaikan. Memulai dari yang kecil berarti kita memilki harapan untuk menjadi besar.

Tabunglah dan investasikan terus

Kehidupan orang kaya ada polanya. Salah satu pola yang paling popular adalah menabung dan investasi.

Profit yang diperoleh dari asset yang sebagian besar dari asset internal (bukan dari pinjaman) akan sangat mudah untuk melakukan kebiasaan menabung dan investasi walaupun kecil.

Dari kebiasaan ini kita akan tumbuh dengan kuat dan dapat berfikir strategis sampai akhirnya usaha kita terus berkembang secara bertahap dan yang paling penting terukur.

Kita nantinya dapat membedakan pendapatan yang menguntungkan dan pendapatan yang menimbulkan utang.

Tabung uang anda dan tutup akses supaya uang anda tidak diambil oleh anda sendiri. Investasikan walaupun sedikit yang penting berkembang dan terukur karena pada saatnya “ukuran akan terbentuk dengan sendirinya”

Hindari gaya hidup berlebihan
Hidup itu murah yang mahal adalah gaya hidup. Kata bijak ini harus menjadi inspirasi bagi anak muda agar tidak menyesal dikemudian hari. Hindari spending yang mengurangi asset usaha.

Misalnya passive spending yang berlebihan dimana pengeluaran yang waktu tidurpun tetap keluar seperti bayar cicilan.

Invisible spending, yaitu pengeluaran yang datangnya dari penurunan nilai asset seperti ketika kita kredit mobil maka ketika dijual kembali harganya akan terjun bebas. Akibatnya tambah miskin tanpa terasa.

Jadi wirausaha muda ketika melakukan usaha hindari gaya hidup yang berasal dari passive spending dan Invisible spending.

Gaya hidup yang boleh nanti kalau sudah mendapat passive income (pendapatan yang didapatkan tanpa kita bekerja)

Kalau butuh modal pinjaman lakukan saat laba sudah diketahui dengan jelas. Rumusnya adalah penjualan dikurangi laba sama dengan pengeluaran.

Dengan mengambil keuntungan terlebih dahulu kemudian mengalokasikan sisanya untuk biaya operasional maka kita dapat menekan cicilan dengan disiplin.

Kebanyakan wirausaha muda memposisikan keuntungan diposisi terakhir, akibatnya banyak terlalu mementingkan instrumen selain keuntungan.

Artinya laba itu bukan sebuah peristiwa yang hanya bisa dilihat diakhir pekan, akhir bulan atau akhir tahun. Tetapi laba itu harus setiap hari untuk kesehatan cashflow usaha.

Kalau kita tidak dapat menetapkan laba yang konkrit maka jangan pinjam dulu takut setiap pendapatan yang diperoleh disisihkan hanya untuk bayar cicilan dan biaya operasional dan kita tidak menyisakan keuntungan.

Banyak contoh masalah ini, seperti perusahaannya besar, pendapatannya bagus, dan pertumbuhannya cepat tetapi hutangnya banyak sehingga keuntungan perusahaan banyak diberikan kepada pihak luar yang memberi pinjaman dalam bentuk bunga atau bagi hasil dan kita menjadi panik karena sisa pendapatan kita minim dan mungkin kosong.

Share This Article
Leave a comment